Selasa, 24 Maret 2015

Filum Arthropoda


Arthropoda merupakan filum yang paling kaya akan jenis spesiesnya. Jumlah spesiesnya diduga sebanyak 75% dari hewan-hewan yang ada di dunia. Tempat hidupnya tersebar dari daratan, air tawar, dan air laut. Anggota Filum Arthropoda tubuhnya berbuku-buku dan memiliki eksoskeleton. Tubuhnya dilapisi oleh epikutikula yang terdiri atas kitin hasil sekresi hipodermis. Tubuh dan kakinya terbagi menjadi segmen-segmen. Pergantian kulit terjadi dalam interval waktu tertentu. Sistem sarafnya terletak di ventral. Peredaran darahnya terbuka dan jantung terletak di dorsal.

Arthropoda telah memiliki alat pencernaan yang sempurna. Alat respirasinya berupa insang, trakea, paru-paru buku, atau permukaan tubuh. Ekskresi dengan menggunakan organ badan Malpighi atau nefridia. Alat kelamin jantan dan betina terpisah pada masing-masing individu. Terdapat pula spesies yang mampu melakukan partenogenesis, yaitu sel telur yang mampu berkembang menjadi individu tanpa dibuahi.

a. Kelas Arachnida

Kata Arachnida berasal dari bahasa Yunani, yaitu arachne yang artinya laba-laba. Akan tetapi, bukan berarti anggota kelas ini hanya laba-laba. Umumnya anggota kelas ini hidup di darat. Tubuhnya terdiri atas dua bagian, yaitu tubuh depan dan tubuh belakang. Namun, pada kalajengking dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tubuh bagian depan, tengah, dan belakang.
Pada tubuh depan, terdapat bintik mata dan bukan mata facet atau mata majemuk. Di tubuh bagian kepala, terdapat mulut yang berfungsi memegang atau menangkap mangsa dan disebut kelisera. Di belakang kelisera terdapat pedipalpus sebagai alat peraba dan pemotong. Terdapat empat pasang kaki, namun pada larva Acarina terdapat tiga pasang. Bernapas dengan paru-paru buku. Darahnya mengandung hemoglobin. Arachnida dapat menjadi predator, parasit, atau pemakan bangkai.

Contoh hewan yang termasuk Arachnida adalah kalajengking (Thelyphonus caudatus), laba-laba Nephila, kalajengking biru (Heterometrus cyaneus), dan Boophilus annulatus yang hidup parasit pada sapi.
Laba-laba Nephila dan kalajengking termasuk anggota Arachnida.
(a) Laba-laba Nephila dan (b) kalajengking termasuk anggota Arachnida.

b. Kelas Crustacea

Crustacea berasal dari bahasa latin crusta yang artinya cangkang. Terdapat lebih dari 20.000 spesies Crustacea yang telah diketahui. Sebagian besar Crustacea hidup di laut dan sebagian lagi di air tawar. Pada kepala terdapat dua pasang antena, yaitu sepasang antena panjang dan sepasang antena pendek.

Tubuh udang terbagi menjadi sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks adalah bagian kepala dan dada yang bersatu. Bagian ini dilindungi oleh eksoskeleton yang disebut karapak. Perhatikan Gambar Berikut.
Contoh hewan kelas Crustaceae, yaitu udang dan bagian-bagian tubuhnya.
Contoh hewan kelas Crustaceae, yaitu udang
dan bagian-bagian tubuhnya.
Contoh spesies yang termasuk dalam kelas Crustacea adalah kutu air (Daphnia pulex), udang galah (Macrobrachium), kepiting (Portunus), dan yuyu (Parathelpusa maculata).

c. Kelas Myriapoda

Kata Myriapoda berasal dari bahasa Yunani, yakni myria artinya banyak dan podos artinya kaki. Myriapoda adalah hewan dengan banyak kaki. Bagian tubuh Myriapoda hanya dapat dibedakan atas kepala dan tubuh. Tubuhnya panjang seperti cacing dan bersegmen. Di bagian kepala terdapat sepasang antena dan mulut bertaring. Pada tiap segmen terdapat satu hingga dua pasang kaki.
Myriapoda dikelompokkan atas Ordo Diplopoda dan Ordo Chilopoda. Diplopoda memiliki dua pasang kaki pada setiap ruas dan berantena pendek. Contohnya, kaki seribu (Lulus sp.). Adapun Chilopoda hanya memiliki satu pasang kaki pada setiap ruas dan berantena panjang. Contohnya kelabang (Scutigera sp.). Beberapa ahli telah mengklasifikasikan Diplopoda dan Chilipoda menjadi kelas tersendiri karena perbedaannya tersebut.
Diplopoda, yakni Lulus sp. dan Chilopoda, yakni Scutigera sp.
(a) Diplopoda, yakni Lulus sp.
dan (b) Chilopoda, yakni Scutigera sp.

d .Kelas Insecta

Insecta meliputi dua per tiga seluruh jumlah hewan-hewan. Anggota kelas Insecta yang telah diketahui namanya, berjumlah lebih dari 700.000 spesies. Dari jumlah tersebut yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah kelompok Coleoptera.
Pada umumnya, serangga hidup di tanah dan memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan biologis di tanah. Serangga ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan. Serangga yang merugikan antara lain serangga yang bersifat hama, vektor penyakit (malaria, Trypanosoma sp., dan filariasis), dan parasit pada organisme lain. Sementara itu, serangga yang menguntungkan adalah serangga yang membantu penyerbukan pada tanaman, predator hama dan serangga yang ikut ambil bagian dalam siklus materi di alam.
Ciri-ciri dari serangga antara lain sebagai berikut.
  1. Tubuhnya terbagi menjadi kepala, dada, dan abdomen.
  2. Memiliki tiga pasang kaki.
  3. Tubuhnya dilindungi oleh kulit keras dari kitin yang berfungsi sebagai eksoskeleton.
  4. Kepala terdiri atas bagian mulut, antena, mata majemuk, dan mata tunggal. Larva, pada umumnya bermata tunggal dan antena pada larva/ nimpa tereduksi atau menjadi lebih kecil. Antena berfungsi sebagai reseptor kimia dan mekanik.
  5. Umumnya memiliki sayap.
  6. Bernapas menggunakan trakea.

Perhatikan Gambar Berikut.
Belalang dan bagian-bagian tubuhnya
Belalang dan bagian-bagian tubuhnya.
Sungut pada serangga memiliki beberapa bentuk dan fungsi, di antaranya sebagai alat untuk menusuk dan mengisap, misalnya pada nyamuk; sebagai alat untuk menjilat, misalnya pada lalat; sebagai alat untuk menggigit atau menggunting, misalnya pada belalang; dan sebagai alat mengisap, misalnya pada kupu-kupu.
Dada atau toraks pada serangga dibagi menjadi protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Sebelah lateral toraks disebut pleura, sebelah ventral toraks disebut sternum. Seranggga memiliki dua pasang spirakel (stigmata) pada mesotoraks dan metatoraks. Namun, pada larva serangga hanya terdapat satu pasang spirakel pada toraks. Serangga memiliki anggota gerak berupa kaki pada setiap segmen toraks dan memiliki sayap yang terletak di antara mesotoraks dan metatoraks.
Berdasarkan metamorfosisnya, Insecta digolongkan menjadi ametamorfosis (ametabola), metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola), dan metamorfosis sempurna (holometabola). Pada kelompok Insecta ametamorfosis, bentuk tubuh larva hingga dewasa tidak berbeda, contohnya kutu buku (Lepisma). Bentuk tubuh kelompok metamorfosis tidak sempurna mengalami sedikit perubahan, yaitu saat tubuhnya mengalami molting (pergantian kulit) dan bersayap, contohnya capung.

Insecta yang mengalami metamorfosis sempurna mengalami perubahan bentuk tubuh pada tiap fasenya, yaitu telur –> larva –> kepompong (pupa) imago (dewasa). Contohnya pada kupu-kupu dan lalat. Perhatikan Gambar Berikut.
Proses metamorfosis pada serangga
Proses metamorfosis pada serangga.
(a) Metamorfosis tidak sempurna dan
(b) metamorfosis sempurna.
Berdasarkan sayapnya, serangga dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu serangga tidak bersayap (Apterygota) dan serangga bersayap (Pterygota). Kelompok Apterygota merupakan serangga primitif, kecil, dan pada umumnya hidup di tanah. Contoh serangga Apterygota adalah kutu buku (Lepisma saccharina). Sementara itu, kelompok Pterygota adalah serangga bersayap. Meskipun demikian, terdapat juga kelompok Pterygota yang sayapnya rudimen atau tereduksi sama sekali, misalnya pada serangga yang bersifat parasit. Contoh serangga bersayap adalah lalat (Musca domestica) dan capung.
Sumber : http://biologi-indonesia.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar