Senin, 05 Januari 2015

HUTAN SABANA

Hutan Sabana
Hutan Sabana adalah padang berumput yang dipenuhi oleh
semak perdu dan beberapa jenis pohon yang tumbuh
menyebar, seperti palem dan akasia.
Sistem biotik ini biasanya terbentuk di antara
daerah tropis dan subtropis. Beberapa benua yang
memiliki padang sabana di antaranya adalah
Afrika, Amerika bagian Selatan, dan Australia.
Kurangnya curah hujan menjadi pemicu
munculnya sabana, sehingga ia dikenal dengan
sebutan padang rumput tropis. Iklimnya tidak
terlalu kering untuk menjadi gurun pasir, tetapi
tidak cukup basah untuk menjadi hutan.
Suhu & Musim
Suhu udara di daerah sabana tetap sama
sepanjang tahun, yaitu hangat, tetapi sabana
mempunyai dua musim yang sangat berbeda;
musim kering yang sangat panjang (musim
dingin), dan musim basah (musim panas).
Pada musim kering, hanya ada kira-kira empat
inci curah hujan. Di antara bulan Desember dan
Februari bahkan tidak ada hujan sama sekali.
Namun anehnya, di musim kering tersebut cuaca
terasa lebih dingin dari biasa.
Pada musim panas, sabana mendapat banyak air
hujan. Di Afrika, musim hujan dimulai pada bulan
Mei dan curah hujan mencapai 15 hingga 25 inci
sepanjang waktu.
Cuaca menjadi panas dan lembap selama musim
hujan berlangsung. Setiap hari, udara yang panas
dan lembap menguap dan beradu dengan udara
dingin sehingga berubah menjadi hujan.
Jenis-jenis Sabana
Ada beberapa tipe sabana yang berbeda di seluruh
dunia. Sabana yang paling dikenal adalah yang
terletak di Afrika Timur yang ditumbuhi oleh
pohon-pohon akasia. Dataran Serengeti di
Tanzania adalah salah satunya. Di sana hidup
kawanan singa, zebra, gajah, jerapah, dan aneka
jenis hewan-hewan sejenis kerbau.
Banyak mamalia besar pemakan rumput yang
betah tinggal di sabana karena tersedia rumput
dalam jumlah memadai. Dan keberadaan hewan-
hewan herbivora tersebut mengundang karnivora
yang ingin memburu mereka.
Wilayah sabana di Amerika Selatan, tepatnya di
Brazil, Kolombia, dan Venezuela, luasnya
mencapai 2,5 juta kilometer persegi. Namun hanya
sedikit spesies hewan yang hidup di sabana
Kolombia dan Venezuela, karena setiap tahun,
daerah-daerah tersebut dibanjiri oleh Sungai
Orinoco.
Beberapa jenis tanaman bisa beradaptasi tumbuh
di genangan air, dan hewan capybara serta rusa
rawa pun menyesuaikan diri untuk hidup di
lingkungan semi-akuatik.
Sabana di Brazil lebih ramai populasi daripada
tetangga-tetangganya. Keberagaman hewan di
sabana Brazil sangat banyak, dengan beberapa
jenis tanaman dan binatang langka yang tidak ada
di tempat lain di seluruh dunia.
Ada pula sabana di wilayah utara Australia. Alih-
alih akasia, pohon-pohon eukaliptus lebih
mendominasi sabana di Australia. Keragaman
hewani di daerah ini tidak terlalu menarik, tetapi
terdapat binatang menawan yang khas, yaitu
Kanguru.
Kerusakan Sabana
Di beberapa wilayah sabana di Afrika, penduduk
sekitar mulai menggunakan padang rumputnya
sebagai tempat untuk mengembangbiakkan sapi
dan kambing. Ternak-ternak tersebut tidak
digembalakan sehingga semak-semak di sana habis
dimakan. Dengan ketiadaan vegetasi, sabana
kemudian berubah menjadi gurun pasir.
Sejumlah besar area sabana di Afrika berubah
menjadi bagian Gurun Sahara dari tahun ke tahun
karena penggunaan lahan untuk peternakan
tersebut. Selain itu, padang-padang sabana juga
diubah menjadi tanah pertanian.
Kerusakan yang dialami banyak wilayah sabana
sungguh patut disayangkan karena mengacaukan
ekosistem dan memicu punahnya hewan-hewan
serta berbagai tanaman eksotis. Transformasi
lahan yang relatif subur menjadi padang gurun
pun menyebabkan kenaikan suhu bumi secara
global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar