KABUPATEN GRESIK , JAWA TIMUR
Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota
Surabaya yang merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Timur, Ibu
kota Kabupaten Gresik berada 20 km sebelah utara Kota
Surabaya, dengan luas wilayah 1.191,25 km2 yang terbagi
dalam 18 Kecamatan dan terdiri dari 330 Desa dan 26
Kelurahan. Secara geografis, wilayah Kabupaten Gresik
terletak antara 112° sampai 113° Bujur Timur dan 7° sampai
8° Lintang Selatan dan merupakan dataran rendah dengan
ketinggian 2 sampai 12 meter diatas permukaan air laut,
kecuali Kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25
meter di atas permukaan air laut. Sebagian wilayah
Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu
memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar,
Bungah, Sidayu, Ujungpangkah dan Panceng serta Kecamatan
Sangkapura dan Tambak yang lokasinya berada di Pulau
Bawean. Wilayah Kabupaten Gresik juga mencakup Pulau
Bawean, yang berada 150 km lepas pantai Laut Jawa.
Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Gresik No. 3 tahun
1975:
Lambang Daerah merupakan cermin yang
memberikan suatu gambaran tentang keadaan
daerah.
Segilima, melambangkan Pancasila yang
mendasari sosio cultural, historis, dan
aktivitas ekonomi.
Warna kuning, melambangkan keluhuran budi
dan kebijaksanaan, sedangkan warna tepi
hitam melambangkan sikap tetap teguh dan
abadi.
Kubah masjid, melambangkan agama yang
dianut mayoritas, yakni Islam.
Rantai yang tiada ujung pangkal
melambangkan persatuan dan kesatuan.
Segitiga sama kaki sebagai puncak kubah
masjid, melambangkan bahwa tidak ada
kekuasaan yang tertinggi selain Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Gapura berwarna abu-abu muda,
melambangkan suatu pintu gerbang pertama
masuk dalam suatu daerah sebagaimana
penghubung antara keadaan diluar dan dalam
daerah.
Tujuh belas lapisan batu. Melambangkan
tanggal 17 yang merupakan pencetus revolusi
Indonesia dalam membebaskan diri dari
belenggu penjajah.
Ombak laut yang berjumlah delapan,
melambangkan bahwa pada bulan Agustus
merupakan awal tercetusnya revolusi
Indonesia.
Mata rantai 45 (empat puluh lima)
melambangkan bahwa pada tahun 1954
merupakan tonggak sejarah dan tahun
peralihan dari zaman penjajahan menuju
zaman kemerdekaan Indonesia yang jaya
kekal abadi.
Cerobong asap, melambangkan bahwa
Kabupaten Gresik adalah daerah
pengembangan industri yang letaknya amat
strategis bila ditinjau dari persilangan
komunikasi baik darat, laut maupun udara.
Perahu Layar, garam, ikan laut dan tanah
melambangkan bahwa mata pencaharian
rakyat Kabupaten Gresik adalah nelayan dan
petani.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, dan
Sosial Kabupaten Gresik jumlah penduduk Kabupaten Gresik
pada akhir tahun 2012 sebesar 1.307.995 jiwa yang terdiri
dari 658.786 laki-laki dan 649.209 perempuan, Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2011 sebesar
1.270.351 jiwa, maka terjadi kenaikan jumlah penduduk
sebesar 37.644 jiwa atau 2,9%. Dengan luas wilayah
Kabupaten Gresik sebesar 1.191,25/km² maka tingkat
kepadatan penduduk Kabupaten Gresik adalah 1.098 jiwa/
km².
Thomas Stamford Raffles dalam bukunya, The History of Java
mengungkapkan bahwa nama Gresik berasal dari kata giri
gisik, yang berarti "gunung di tepi pantai", merujuk pada
topografi kota yang berada di pinggir pantai.
Prasasti di Gresik
Menurut catatan dari Tiongkok, Gresik didirikan di abad ke-14
oleh seorang Tionghoa
Sejak abad ke-11, Gresik menjadi pusat perdagangan dan
kota bandar yang dikunjungi oleh banyak bangsa seperti, Cina,
Arab, Champa, dan Gujarat. Gresik juga sebagai pintu masuk
Islam pertama di Jawa, yang antara lain ditandai dengan
adanya makam-makam Islam kuno dari Syekh Maulana Malik
Ibrahim dan Fatimah binti Maimun. Gresik sudah menjadi
salah satu pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup
penting sejak abad ke-14, serta menjadi tempat persinggahan
kapal-kapal dari Maluku menuju Sumatera dan daratan Asia
(termasuk India dan Persia). Hal ini berlanjut hingga era VOC.
Tahun 1411 penguasa Gresik, seorang kelahiran Guangzhou,
mengirim utusan ke kaisar Tiongkok. Di abad ke-15, Gresik
menjadi pelabuhan dagang internasional yang besar. Dalam
Suma Oriental -nya, Tomé Pires menyebutnya sebagai
"permata pulau Jawa di antara pelabuhan dagang".
Pada era VOC, Afdeeling Gresik terdiri dari Kabupaten Gresik,
Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Sedayu. Kota Gresik
sendiri berada pada jalur utama jalan pos Daendels.
Perkembangan Surabaya yang cukup pesat memaksa
dihapuskannya Kabupaten Gresik dan bergabung dengan
Kabupaten Surabaya pada tahun 1934.
Pada awal Kemerdekaan Indonesia, Gresik hanyalah sebuah
kawedanan di bawah Kabupaten Surabaya. Didirikannya
Pabrik Semen Gresik pada tahun 1953 merupakan titik awal
industrialisasi di Gresik. Pada tahun 1974, status Kabupaten
Surabaya dihapus dan sebagai penggantinya adalah
Kabupaten Gresik, dengan bupati pertama H. Soeflan.
Kawasan permukiman pun semakin melebar, dan bahkan
pusat pemerintahan dipindahkan ke Kawasan Bunder.
Menurut literatur sejarah yang diterbitkan dari situs resmi
pemerintah kabupaten gresik ( http://gresikkab.go.id/profil/
sejarah), bahwa Gresik sudah dikenal sejak abad ke-11 ketika
tumbuh menjadi pusat perdagangan tidak saja antar pulau,
tetapi sudah meluas keberbagai negara. Sebagai kota Bandar,
gresik banyak dikunjungi pedagang Cina, Arab, Gujarat,
Kalkuta, Siam, Bengali, Campa dan lain-lain. Gresik mulai
tampil menonjol dalam peraturan sejarah sejak
berkembangnya agama islam di tanah jawa. Pembawa dan
penyebar agama islam tersebut tidak lain adalah Syech
Maulana Malik Ibrahim yang bersama-sama Fatimah Binti
Maimun masuk ke Gresik pada awal abad ke-11.
Sejak lahir dan berkembangnya kota Gresik selain berawal
dari masuknya agama islam yang kemudian menyebar ke
seluruh pulau jawa, tidak terlepas dari nama Nyai Ageng
Pinatih, dari janda kaya raya yang juga seorang syahbandar,
inilah nantinya akan kita temukan nama seseorang yang
kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya kota gresik. Dia
adalah seorang bayi asal Blambangan (Kanbupaten
Banyuwangi) yang dibuang ke laut oleh orang tuanya, dan
ditemukan oleh para pelaut, anak buah Nyai Ageng Pinatih
yang kemudian diberi nama Jaka Samudra. Setelah perjaka
bergelar raden paku yang kemudian menjadi penguasa
pemerintah yang berpusat di Giri Kedaton, dari tempat inilah
beliau kemudian dikenal dengan panggilan Sunan Giri.
Jikalau Syeh Maulana Malik Ibrahim pada zamannya dianggap
sebagai para penguasa, tiang para raja dan menteri, maka
sunan giri disamping kedudukannya sebagai seorang sunan
atau wali (Penyebar Agama Islam) juga dianggap sebagai
Sultan / Prabu (Penguasa Pemerintahan). Sunan Giri dikenal
menjadi salah satu tokoh wali songo, juga dikenal dengan
nama prabu Satmoto atau Sultan Ainul Yaqin.Tahun dimana
beliau dinobatkan sebagai pengusaha pemerintahan (1487 M)
akhirnya dijadikan sebagai hari lahirnya kota Gresik. Beliau
memerintah gresik selama 30 tahun dan dilanjutkan oleh
keturunanya sampai kurang lebih 200 tahun
Menjabat sebagai bupati yang pertama adalah Kyai Ngabehi
Tumenggung Poesponegoro pada tahun 1617 saka, yang
jasadnya dimakamkan di komplek makam Poesponegoro di
jalan pahlawan gresik, satu komplek dengan makam Syech
Maulana Malik Ibrahim.
Kota Gresik terkenal sebagai kota wali, hal ini ditandai dengan
penggalian sejarah yang berkenaan dengan peranan dan
keberadaan para wali yang makamnya berada di Kabupaten
Gresik yaitu, Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim. Di
samping itu, Kota Gresik juga bisa disebut dengan Kota
Santri, karena keberadaan pondok-pondok pesantren dan
sekolah yang bernuansa Islami, yaitu Madrasah Ibtida’iyah
(MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah
(MA) hingga Perguruan Tinggi yang cukup banyak di kota ini.
Hasil Kerajinan yang bernuansa Islam juga dihasilkan oleh
masyarakat Kota Gresik, misalnya kopyah, sarung, mukenah,
sorban dan lain-lain.
Semula kabupaten ini bernama Kabupaten Surabaya (masuk
wilayah administrasi Surabaya). Memasuki dilaksanakannya
PP Nomor 38 Tahun 1974. Seluruh kegiatan pemerintahan
mulai berangsur-angsur dipindahkan ke gresik dan namanya
kemudian berganti dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik
dengan pusat kegiatan di Kota Gresik.
Kabupaten Gresik yang merupakan subwilayah pengembangan
bagian (SWPB) tidak terlepas dari kegiatan subwilayah
pengembangan Gerbang Kertasusila (Gresik, Bangkalan,
Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Termasuk salah satu bagian
dari 9 subwilayah pengembangan jawa timur yang
kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri,
perdagangan, maritim, pendidikan, dan industri wisata.
Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian salah satu
wilayah pengembangan Gerbang-kertosusila dan juga sabagai
wilayah industri, maka kota gresik menjadi lebih terkenal dan
termashur, tidak saja di persada nusantara tetapi juga ke
seluruh dunia yang ditandai dengan munculnya industri multi
modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.
Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di
Jawa Timur. Beberapa industri di Gresik antara lain Semen
Gresik, Petrokimia Gresik, Nippon Paint, BHS-Tex, Industri
perkayuan/ Plywood dan Maspion. Gresik juga merupakan
penghasil perikanan yang cukup signifikan, baik perikanan
laut, tambak, maupun perikanan darat. Gresik juga terdapat
sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap berkapasitas
2.200 MW. Antara Gresik dan Surabaya dihubungkan oleh
sebuah Jalan Tol Surabaya-Manyar, yang terhubung dengan
Jalan Tol Surabaya-Gempol. Selain itu perekonomian
masyarakat Gresik banyak ditopang dari sektor wiraswasta.
Salah satunya yaitu Industri Songkok, Pengrajin Tas, Pengrajin
Perhiasan Emas & Perak, Industri Garment (konveksi). Di
utara kota Gresik juga tepatnya di kota Sedayu merupakan
penghasil sarang burung walet terbesar di Indonesia.
Kondisi perekonomian Kabupaten Gresik pada tahun 2012
dilihat dari Jumlah Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan sebesar Rp19.409.867.960.000,-
sedangkan Jumlah Produk Domestik Regional Bruto Atas
Harga Berlaku sebesar Rp50.976.371.490 ribu rupiah.
Adapun Struktur Ekonomi Kabupaten Gresik tahun 2012
berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto atas Harga
Konstan tahun 2000 didominasi oleh Sektor Industri
Pengolahan dengan kontribusi sebesar 49,52%, Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 22,82%, dan Sektor
Pertanian sebesar 7,83%. Demikian pula berdasarkan Produk
Domestik Regional Bruto atas Harga Berlaku juga didominasi
oleh Sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar
49,31%, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar
24,44%, dan Sektor Pertanian sebesar 8,61%. Dengan demikian
gambaran ekonomi Kabupaten Gresik adalah Daerah Industri
dan Perdagangan dengan didukung Pertanian yang mantap.
Tahun 2012 ditargetkan pendapatan daerah sebesar
Rp1.556.273.473.722,33 dan terealisasi sebesar
Rp1.650.603.336.995,55 atau 106,06 %. Pencapaian
pendapatan daerah tersebut telah melebihi proyeksi
pendapatan daerah dalam RPJMD 2011-2015 pada tahun
2012 yaitu sebesar Rp1.331.991.080.000,- bahkan telah
melampaui proyeksi pendapatan daerah dalam RPJMD
2011-2015 pada tahun 2014 yaitu sebesar
Rp1.574.186.023.000,-
Fauna Identitas Kabupaten Gresik adalah Rusa Bawean yaitu
Rusa yang berasal dari Pulau Bawean Kabupaten Gresik. Rusa
Bawean selain menjadi fauna identitas/ maskot Kabupaten
Gresik, tetapi juga hewan kebanggaan warga Gresik.
Pemberian Imunisasi untuk 703 bayi usia dibawah 1 tahun
sekaligus berhasil di catat di buku Museum Rekor Indonesia
(MURI). Penciptaan Rekor baru MURI ini berhasil
diselenggarakan atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Gresik
dengan PT Petrokimia Gresik dalam rangka HUT PT
Petrokimia Gresik ke 39 & HUT Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia ke 66 tahun 2011, di GOR Tridarma Gresik,
Sabtu (16/7). Atas prestasi tersebut, Perwakilan MURI Dessy
Dwi Anestia memberikan piagam Rekor MURI kepada Bupati
Gresik, Dr. Sambari Halim Radianto, serta Direktur SDM, PT
Petrokimia Gresik.
Adipura Bangunpraja merupakan lambang spremasi kebersihan
kota, Dalam rangkaian Kirab Piala Adipura ke-8 untuk
Kabupaten Gresik, Rabu (6/6/2012), petugas kebersihan
(pasukan kuning) bernama Suwandi, warga Sumber, Desa
Kembangan, Kecamatan Kebomas, dan pegawai Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik Mochammad Safii, warga
Bungah, mendapatkan doorprize umroh. Bupati Gresik,
Sambari Halim Radianto, menuturkan, bagi yang beruntung
mendapatkan umroh diharapkan bisa menunaikannya. Hadiah
itu belum sebanding dengan perannya menjaga kebersihan
kota.Adipura diraih juga berkat peran serta seluruh komponen
masyarakat.
Adiwiyata adalah penghargaan lingkungan hidup yang
diberikan pada sekolah-sekolah yang melaksanakan program
pelestarian lingkungan. Program pelestarian yang dimaksud
mencakup kegiatan penghijauan, daur ulang sampah, bahkan
hingga memasukkan materi lingkungan pada muatan lokal
yang diajarkan pada murid-murid di sekolahnya. tahun 2012
lima sekolah di Gresik juga mendapatkan predikat sekolah
Adiwiyata dan satu sekolah ditetapkan sebagai Sekolah
Adiwiyata Mandiri.
Di dunia Internasional pun, Kabupaten Gresik telah menerima
beberapa penghargaan antara lain yaitu Asean Development
Citra Award dari Lembaga resmi internasional, Penghargaan
Majelis Ilmu Kepada Bupati Gresik dari Kerajaan Brunai
Darussalam 2008 dan Penghargaan bidang pendidikan kepada
SMK Negeri Cerme yang berupa ANNEX 1 dari Vapro OVP B.V
Den Haag Netherlands.
Makanan khas Gresik adalah:
Nasi krawu
Pudak
sego rumo
Otak-otak bandeng
Bonggolan
Jubung
Ayas
Ubus
Gajih pinggir
Bontosan Giri yang hanya ada di daerah
sekitar makam Sunan Giri.
Sego menir
Lontong manggul
Sego karak
Minuman khas Gresik adalah:
Es Siwalan
Legen panceng
Temu lawak
Wedang pokak
acara yang diadakan setiap tahun di Gresik, yaitu:
Festival Damar Kurung
Pulau Bawean
merupakan tujuan wisata bahari, yang terdapat suaka alam
dan suaka margasatwa, wisata pantai "pasir putih" yang
berada di desa dalegan kecamatan Panceng yang
menyuguhkan suasana hiburan pemandangan laut, bermain
dan mandi di pantai yang aman dan nyaman.
Pantai Dalegan
Pantai ini terletak di desa Delegan Kecamatan Panceng dari
Gresik kota berjarak sekitar 40 km, setelah dari Sidayu dan
melewati hutan jati Panceng ada papan penunjuk arah
menunjukkan wisata Pantai Dalegan, dari jalan arteri masuk
ke utara sekitar 1 km sudah sampai di lokasi. Pantai Delegan
sangat cocok untuk wisata pantai, lomba perahu atau
memancing. Pantai berpasir putih ini setiap bulan Agustus
diadakan atraksi wisata berupa perlombaan yang terkait
dengan wisata bahari.Pantai Delegan dibuka untuk umum
sejak tahun 2003.
Muara Bengawan Solo
Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa,
Muara Bengawan Solo merupakan kawasan yang tidak kalah
menariknya untuk dikunjungi.
Makam Maulana Malik Ibrahim (Sunan
Gresik), di desa Gapuro
Makam Sunan Giri, di desa Giri
Makam Sunan Prapen (Cucu Sunan Giri), di
desa Klangonan
Makam Fatimah binti Maimun, di desa
Klangonan
Makam Kanjeng Sepuh, di desa Klangonan
Petilasan Sunan Kalijaga, di Kawasan Gunung
Surowiti kecamatan Panceng di Kabupaten
Gresik;
Selain itu ada tradisi yang telah cukup lama hingga sekarang
masih terus berlangsung yakni tradisi rebo wekasan, Haul
Bungah, Nyadran di desa Abar-abir, malem selawe, dan pasar
bandeng.
Gresik memiliki banyak peninggalan sejarah yang berpotensi
sebagai pusaka ( heritage), komunitas Mataseger telah
mempelopori kegiatan pelestarian pusaka ini dengan ikut
membidani lahirnya Perda Cagar Budaya Nomor 27/2011,
tinggal peran serta Pemerintah dan masyarakat untuk ikut
memelihara dan memanfaatkan potensi ini.
Gresik Kota Lama (ratusan bangunan kuno
yang menyebar di kota lama)
Benteng Lodewijk Mengare
Situs Gosari
Situs Kanjeng Sepuh Sedayu
Dan lain-lain
Di daerah Gresik juga ada tim Sepakbola yang bernama:
PS Petrokimia Putra berdiri pada 1994
Persegres Gresik berdiri pada 20 Mei 1998
Gresik United berdiri pada 2 Desember 2005
Rabu, 07 Januari 2015
KABUPATEN GRESIK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar