Rabu, 07 Januari 2015

KABUPATEN JOMBANG

KABUPATEN JOMBANG, JAWA TIMUR
Penemuan fosil Homo mojokertensis di lembah Sungai
Brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini
adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan
ribu tahun yang lalu.
Tahun 929, Raja Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan
Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena
letusan Gunung Merapi atau serangan Kerajaan Sriwijaya .
Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini
terletak di Watugaluh . Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana
Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006).
Tahun 1006 , sekutu Sriwijaya menghancurkan ibukota
kerajaan Mataram dan menewaskan Raja Dharmawangsa .
Airlangga, putera mahkota yang ketika itu masih muda,
berhasil meloloskan diri dari serbuan Sriwijaya, dan ia
menghimpun kekuatan untuk mendirikan kembali kerajaan
yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga sewaktu
menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di Sendang Made,
Kecamatan Kudu . Tahun 1019, Airlangga mendirikan Kerajaan
Kahuripan , yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Bali; serta mengadakan perdamaian dengan
Sriwijaya.
Pada masa Kerajaan Majapahit , wilayah yang kini Kabupaten
Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah
Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura
selatan adalah Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Hingga ini
banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali
dengan prefiks mojo- , di antaranya Mojoagung, Mojowarno,
Mojojejer, Mojotengah, Mojotrisno, Mojongapit, dan
sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang
adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam mulai
berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir
pantai utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian
dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya
pengaruh Mataram, Kolonialisasi Belanda menjadikan
Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad
ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari Hindia Belanda
pada awal abad ke 18, dan juga seperti di daerah lain juga
pernah diduduki oleh Bala Tentara Dai Nippon (Jepang) pada
tahun 1942 sampai Indonesia merdeka di tahun 1945.
Jombang juga menjadi bagian dari wilayah gerakan revolusi
kemerdekaan Indonesia. Etnis Tionghoa juga berkembang
dengan adanya tiga kelenteng di wilayah Jombang dan
sampai sekarang masih berfungsi. Etnis Arab juga cukup
signifikan berkembang. Hingga kini pun masih ditemukan
sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa
dan Arab, terutama di kawasan perkotaan.
Tahun 1811, didirikan Kabupaten Mojokerto, di mana meliputi
pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Jombang
merupakan salah satu residen di dalam Kabupaten Mojokerto.
Bahkan Trowulan (di mana merupakan pusat Kerajaan
Majapahit), adalah masuk dalam kawedanan ( onderdistrict
afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang
memformulasikan Teori Evolusi dan terkenal akan Garis
Wallace, pernah mengunjungi dan bermalam di Jombang
ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun 1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang
memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan Raden
Adipati Arya Soeroadiningrat sebagai Bupati Jombang
pertama. Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten
Jombang memiliki peran penting dalam menentang
kolonialisme. Beberapa putera Jombang merupakan tokoh
perintis kemerdekaan Indonesia, seperti KH Hasyim Asy'ari
(salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua Masyumi)
dan KH Wachid Hasyim (salah satu anggota BPUPKI termuda,
serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur
mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di
Provinsi Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar